Review Film Habibie & Ainun 3

Ini tolong ya kalo ada yang sampai melewatkan film ini, keterlaluan. Kapan lagi liat Maudy Ayunda sama Jefri Nichol beradu akting menjadi dua insan manusia yang hebat.

Pada penayangan hari ke-3 film Habibie & Ainun 3, studio yang ukurannya termasuk kecil hampir terisi penuh. Ya wajar kalau satu minggu bisa mencapai satu juta penonton. Wah, hebat betul. Ada yang berspekulasi, “pasti isinya muda mudi yang ingin punya kekasih seperti Pak Habibie atau Bu Ainun dan fans Reza Rahardian atau Jefri Nichol atau Maudy Ayunda.”. Saya salah satu fans semuanya; Reza, Jefri, dan Maudy. Sebelum menonton film ini, saya sudah melihat trailernya yang menarik serta visual dari aktornya yang juga menarik. Hehe.

Film ini bercerita tentang masa lalu Bu Ainun ketika kuliah di UI Fakultas Kedokteran serta sepenggal pertemuannya dengan Pak Habibie yang masih diperankan oleh Reza Rahardian. Selama menjalani sekolah itu, Bu Ainun diperankan oleh Maudy Ayunda. Bu Ainun dalam masa sekolahnya harus mengalami stereotype seperti perempuan tidak pantas menjadi dokter. Kemudian, peran Jefri Nichol ini siapa? Jefri nichol merupakan salah satu teman dekat Bu Ainun yang bernama Ahmad. Selanjutnya, ulasan ini akan berisi tentang kegantengan dan kecerdasan Ahmad yang tiada henti-hentinya.

Sejujurnya, film ini sedih karna soundtrack yang dibawakan Maudy Ayunda, Kamu dan Kenangan, aja udah sedih. Kemudian waktu nonton filmnya, makin sedih. Dalam segi cerita, film ini sudah membawa banyak pesan tentang seksisme dan feminisme. Bagaimana Bu Ainun menghadapi omongan-omongan orang tentang perempuan hanya cocok di dapur dan segala stereotype-nya. Mungkin kalau ada yang ngomong gitu di Twitter langsung dihujat netizen sedunia. Tapi Bu Ainun punya hati yang tegar dan teman yang selalu dukung, siapa lagi kalau bukan Ahmad, yang bikin semua cewek yang nonton jadi baper. Ya siapa sih yang gak luluh ama Nichol ketika dia diberi peran jadi orang yang pintar, menyenangkan, cinta Indonesia, dan jadi UI hits pada masanya.

Masuk mas.

Selain Jefri Nichol yang bikin klepek-klepek, ada juga Reza Rahardian yang menggunakan efek visual sehingga dapat terlihat lebih muda dan tampan. Selain itu, Reza juga menggunakan make up yang luar biasa yang katanya menghabiskan waktu sampai 7 jam ketika memerankan Pak Habibie pada masa tuanya. Jujur, kagum banget bisa semirip itu sama Pak Habibie. Film-film Hanung Bramantyo kalo masalah setting baju, tempat, dan make up tuh bagus banget menggambarkan masa-masa 19xx. Di film ini, masih sama bagusnya untuk visual aktornya, warna filmnya, penggambaran masa lalu dari pendudukan Jepang sampai 1950 an. Terutama visual Nichol ketika di pinggir pantai. Aduh. Salah satu adegan favorit saya:

Dalam film ini, selain cerita dan setting, kemistri Maudy Ayunda dan Jefri Nichol yang tidak habis-habisnya bikin senyum-senyum. Jadian kek. Akting mereka berdua memang sudah tidak diragukan lagi. Apalagi Nichol yang perannya selalu jadi badboy badboy gitu, tapi di film ini, badboy next level. Kemudian Maudy Ayunda yang terkenal dengan “Aku tuh suka banget belajar,” ya emang cocok pembawaannya untuk jadi Bu Ainun.

Sekian review yang sangat subjektif ini, film ini tidak hanya untuk fans Reza, Jefri, maupun Maudy tetapi semua orang dapat menikmati film ini. Bukan hanya sekadar hiburan, film ini membawa pesan bahwa perempuan hebat itu tidak hanya bisa memasak di dapur tetapi lebih dari itu. Sampai review ini diunggah, filmnya masih tayang!

 

8,5/10

Oleh,

Ricekoker

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *